728x90 AdSpace

  • Berita terbaru

    Rabu, 30 Desember 2015

    TRANSPORTASI BERWAWASAN LINGKUNGAN

    Setiap pagi di saat mau berangkat ke kantor, kendala yang sering dijumpai adalah kemacetan di jalan. Dari waktu ke waktu jumlah kendaraan semakin bertambah. Berbagai kendaraan kecil dan besar dari mulai sepeda motor , mobil truk, bis besar bercampur memenuhi setiap ruas jalan. Dengan demikian polusi udara semakin lama semakin bertambah dan semakin mengkhawatirkan, apa yang harus kita lakukan?
    sudah saatnya transportasi berwawasan lingkungan kita lakukan, kenapa?
    Kendaraan bermotor memberikan konstribusi paling besar dalam mencemari udar lingkungan. Oleh
    karena itu, berbagai langkah dalam rangka mewujudkan teknologi transportasi berwawasan lingkungan, antara lain melalui pemilihan model teknologi yang tepat, menggunakan sarana transportasi yang bersifat massal, peraturana sistem lalu lintas dan angkutaan jalan yang efektif dan efisien, pengendalian sumber zat pencemar, dan lain sebagainya.  Adapun teknologi berwawasan lingkungan yang dipilih, hendaknya tetap berorientasi pada tujuan penyelenggaraan transportasi demi tercapainya tujuan nasional. Kesalahan dalam menetapkan  tujuan penyelenggaraan trasportasi tersebut dapat berakibat biaya yang terlalu tinggi yang pada gilirannya justru dapat menurunkan efektivitas dan efisiensinya.  

    TEKNOLOGI BAHAN BAKAR UNTUK KENDARAAN BERMOTOR   

    Dilihat dari fungsi kendaraan bermotor, yang dituntut selalu mampu bergerak (mobile) ke seluruh penjuru jalan yang dikehendaki, maka kendaraan bermotor tersebut mememrlukan jenis bahan bakar yang bukan saja memenuhi syarat kesempurnaan pembakaran, melainkan juga harus mudah dibawa, relatif ringan, mudah malakukan pengisian kembali, masih banyak lagi. 
    Bahan bakar yang memenuhi kriteria tersebut adalah bahan bakar minyak. Namun dewasa ini, bahna bakar fosil ini mengalami berbagai kendala, antara lain : keterbatasan sumber yang tersedia, tidak dapat diperbaharui, menimbulkan pencemaran udara yang dapat mengganggu kehidupan manusia serta keseimbangan lingkungan dan lain sebagainya. 
    Salah satu zat pencemar yang dihasilkan oleh bahan bakar minyak pada waktu itu  adalah munculnya timah hitam yang sengaja dicampurkan pada bahan bakar minyak itu. Dengan kenyataan tersebut maka pakar otomotif bekerjasama dengan paara pakar energi menciptakan bahan bakar minyak yang memenuhi persyaratan motor bakar tanpa mengandung timah hitam.     

    JENIS BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR  

    Di Indonesia, jenis bahan bakar yang secara komersial telah diperkenalkan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori yakni :
    1. Bensin (motor gasoline=mogas)
    2. Solar
    3. Bahan bakar gas (compressed natural gas)

    Dilihat dari kadar zat pencemar udara yang dihasilkan dari hasil pembakaran bahan bakar tersebut, masing-masing memiliki keunggulan maupun kelemahan sesuai dengan karekteristik serta sistem pembakaran.

    1. BAHAN BAKAR BENSIN

    Sejak tahun 1923, penggunaan timah hitam atau Tetra Ethil Lead (TEL) sangat populer dan dipakai sebagai zat campuran tambahan bahan bakar minyak jenis bensin. Keberadaan TEL tersebut kemudian dipermasahkan para ahli lingkungan yang menemukan fakta bahwa kandungan TEL tersebut sangat mengganggu kesehatan manusia karena sifat racun yang dikandung oleh timah
    hitam. Oleh karena itu, para pakar kemudian menggunakan zat kimia tanpa timah hitam yang dapat meningkatkan bilangan oktan bensin, yakni zat organik yang dioksigenasi, seperti alkohol dan eter. 
    Penggunaan MTBE (Methyl Tertiary Buthyl Eter) merupakan pilihan pengganti timah hitam yang dianggap paling baik, tidak higroskopik dan tidak mudah tercampur dengan air. Rapat jenis, tekanan uap dan titik didihnya berada dalam daerah kerja bensin.  

    2. BAHAN BAKAR DIESEL (SOLAR)   

    Prinsip pembakaran pada motor disel adalah karena terbakar dengan sendirinya antara campuran solar yang dinjeksikan (dikabutkan) dengan udara yang dimasukkan ke ruang bakar hampir secara adiabatik.
    Zat pencemar karbon monoksida yang dihasilkan oleh motor disel melalui gas buangannya sangat kecill, karena biasanya mesin disel bekerja dengan kelebihan udara. Tetapi disisi lain, akan terbentuk nitrogen oksida. 
    Kualitas penyalaan bahan bakar disel dapat diperhatikan dengan penambahan sejumlah kecil zat kimia tertentu, misalnya nitrat organik, dan peroksida (contoh amilnitrat, asetoperoksida). 
    Asap yang dipancarkan oleh motor disel adalah partikulat dalam gas buangan yang berisi PAHs dan jelaga. Gas buangan yang berasap hitam merupakan /menandakan kegagalan pembakaran atau adanya pembentukan karbon diruang bakar atau kerusakan lainnya. Pembentukan jelaga pada pengoperasian mesin disel pada beban penuh dapat dikurangi dengan mengurangi beban mesin. Pada beban rendah, motor disel bekerja dengan campuran miskin, sehingga kemungkinan timbulnya jelaga dapat diperkecil. Oleh karena daya maksimum yang dapat dihasilkan oleh motor disel dilihat dari kehitaman warna asap gas buangannya. Jelaga berwarna hitam yang dipancarkan melalui gas buangan motor disel harus dihindari, karena bukan saja mengganggu lalu lintas, tetapi juga mengandung karsinogen yang dapat menyebabkan penyakit kanker pada manusia.

    3. BAHAN BAKAR GAS (BBG) /  COMPRESSED NATURAL GAS (CNG)

     Hampir semua mesin kendaraan bermotor dapat diubah bahan bakarnya dengan bahan bakar gas (BBG) yang menghasilkan polusi lebih rendah. Penggunaan bahan bakar gas (BBG) pada kendaraan bermotor dapat mengurangi kadar karbon monoksida (CO) sebanyak 90% dan kadar hidrokarbon (HC) 40%. Hal ini terjadi karena penggunaan BBG sangat memungkinkan terjadinya campuran udara-bahan bakar lebih merata, sehingga pembakaran dapat terjadi secara sempurna.  

    • Komentar Blogger
    • Komentar Facebook

    0 komentar :

    Posting Komentar

    Item Reviewed: TRANSPORTASI BERWAWASAN LINGKUNGAN Rating: 5 Reviewed By: affan salaffudin
    Scroll to Top