Setiap pagi di saat mau berangkat ke kantor, kendala yang sering dijumpai adalah kemacetan di jalan. Dari waktu ke waktu jumlah kendaraan semakin bertambah. Berbagai kendaraan kecil dan besar dari mulai sepeda motor , mobil truk, bis besar bercampur memenuhi setiap ruas jalan. Dengan demikian polusi udara semakin lama semakin bertambah dan semakin mengkhawatirkan, apa yang harus kita lakukan?
Kendaraan bermotor memberikan konstribusi paling besar dalam mencemari udar
lingkungan. Oleh
karena itu, berbagai langkah dalam rangka mewujudkan
teknologi transportasi berwawasan lingkungan, antara lain melalui pemilihan model
teknologi yang tepat, menggunakan sarana transportasi yang bersifat massal,
peraturana sistem lalu lintas dan angkutaan jalan yang efektif dan efisien, pengendalian
sumber zat pencemar, dan lain sebagainya. Adapun teknologi
berwawasan lingkungan yang dipilih, hendaknya tetap berorientasi pada tujuan penyelenggaraan transportasi demi
tercapainya tujuan nasional. Kesalahan dalam menetapkan tujuan penyelenggaraan trasportasi tersebut dapat berakibat biaya yang terlalu tinggi yang pada
gilirannya justru dapat menurunkan efektivitas dan efisiensinya.
TEKNOLOGI BAHAN BAKAR UNTUK KENDARAAN BERMOTOR
Dilihat dari fungsi kendaraan bermotor, yang dituntut selalu
mampu bergerak (mobile) ke seluruh penjuru jalan yang dikehendaki, maka
kendaraan bermotor tersebut mememrlukan jenis bahan bakar yang bukan saja
memenuhi syarat kesempurnaan pembakaran, melainkan juga harus mudah dibawa,
relatif ringan, mudah malakukan pengisian kembali, masih banyak lagi.
Bahan bakar yang memenuhi kriteria tersebut adalah bahan
bakar minyak. Namun dewasa ini, bahna bakar fosil ini mengalami berbagai
kendala, antara lain : keterbatasan sumber yang tersedia, tidak dapat diperbaharui,
menimbulkan pencemaran udara yang dapat mengganggu kehidupan manusia
serta keseimbangan lingkungan dan lain sebagainya.
Salah satu zat pencemar yang dihasilkan oleh bahan bakar
minyak pada waktu itu adalah
munculnya timah hitam yang sengaja dicampurkan pada bahan bakar minyak itu. Dengan kenyataan tersebut maka pakar
otomotif bekerjasama dengan paara pakar energi menciptakan bahan bakar minyak
yang memenuhi persyaratan motor bakar tanpa mengandung timah
hitam.
JENIS
BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR
Di Indonesia, jenis bahan bakar yang secara komersial telah
diperkenalkan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori yakni :
- Bensin (motor gasoline=mogas)
- Solar
- Bahan bakar gas (compressed natural gas)
Dilihat dari kadar zat pencemar udara yang dihasilkan dari
hasil pembakaran bahan bakar tersebut, masing-masing memiliki keunggulan
maupun kelemahan sesuai dengan karekteristik serta sistem
pembakaran.
1. BAHAN
BAKAR BENSIN
Sejak tahun 1923, penggunaan timah hitam atau Tetra Ethil
Lead (TEL) sangat populer dan dipakai sebagai zat campuran tambahan
bahan bakar minyak jenis bensin. Keberadaan TEL tersebut kemudian dipermasahkan
para ahli lingkungan yang menemukan fakta bahwa kandungan TEL tersebut
sangat mengganggu kesehatan manusia karena sifat racun yang
dikandung oleh timah
hitam. Oleh karena itu, para pakar kemudian
menggunakan zat kimia tanpa timah hitam yang dapat meningkatkan bilangan oktan bensin, yakni
zat organik yang dioksigenasi, seperti alkohol dan eter.
Penggunaan MTBE
(Methyl Tertiary Buthyl Eter) merupakan pilihan pengganti timah hitam yang dianggap paling baik, tidak higroskopik dan
tidak mudah tercampur dengan air. Rapat jenis, tekanan uap dan titik
didihnya berada dalam daerah kerja bensin.
2. BAHAN
BAKAR DIESEL (SOLAR)
Prinsip pembakaran pada motor disel adalah karena terbakar
dengan sendirinya antara campuran solar yang dinjeksikan
(dikabutkan) dengan udara yang dimasukkan ke ruang bakar hampir secara adiabatik.
Zat pencemar karbon
monoksida yang dihasilkan oleh motor disel melalui gas buangannya sangat kecill, karena biasanya mesin disel
bekerja dengan kelebihan udara. Tetapi disisi lain, akan terbentuk nitrogen oksida.
Kualitas penyalaan
bahan bakar disel dapat diperhatikan dengan penambahan sejumlah kecil zat kimia tertentu, misalnya nitrat organik,
dan peroksida (contoh amilnitrat, asetoperoksida).
Asap yang dipancarkan
oleh motor disel adalah partikulat dalam gas buangan yang berisi PAHs dan jelaga. Gas buangan yang berasap hitam
merupakan /menandakan kegagalan pembakaran atau adanya pembentukan
karbon diruang bakar atau kerusakan lainnya. Pembentukan jelaga pada
pengoperasian mesin disel pada beban penuh dapat dikurangi dengan mengurangi beban
mesin. Pada beban rendah, motor disel bekerja dengan campuran miskin, sehingga
kemungkinan timbulnya jelaga dapat diperkecil. Oleh karena daya maksimum
yang dapat dihasilkan oleh motor disel dilihat dari kehitaman warna
asap gas buangannya. Jelaga berwarna hitam
yang dipancarkan melalui gas buangan motor disel harus dihindari, karena bukan saja mengganggu lalu lintas,
tetapi juga mengandung karsinogen yang dapat menyebabkan penyakit
kanker pada manusia.
3. BAHAN BAKAR GAS (BBG) /
COMPRESSED NATURAL GAS (CNG)
Hampir semua mesin kendaraan bermotor dapat diubah bahan bakarnya dengan bahan bakar gas (BBG) yang menghasilkan polusi lebih
rendah. Penggunaan bahan bakar gas (BBG) pada kendaraan bermotor dapat
mengurangi kadar karbon monoksida (CO) sebanyak 90% dan kadar hidrokarbon (HC) 40%.
Hal ini terjadi karena penggunaan BBG sangat memungkinkan terjadinya
campuran udara-bahan bakar lebih merata, sehingga pembakaran dapat terjadi secara
sempurna.
0 komentar :
Posting Komentar