Sebuah peribahasa berbahasa Inggris : “Tell me and I forget, show me and I remember, involve me and I understand.” Hal yang disebutkan pada kalimat terakhir, “involve me and I understand”
adalah salah satu dasar pemikiran dalam model inquiry training.
Keterlibatan siswa dalam porsi yang cukup besar amat menentukan
kepahaman siswa dalam materi pembelajaran tersebut.
Model inquiry merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar.
Model inquiry merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar.
Alasan rasional penggunaan model inquiry
adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai
Sains dan akan lebih tertarik terhadap Sains jika mereka dilibatkan
secara aktif dalam “melakukan” Sains. Perlu diketahui bahwa investigasi
yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung inquiry. Investigasi
ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep Sains dan meningkatkan
keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Diyakini bahwa pemahaman
konsep merupakan hasil dari proses berfikir ilmiah tersebut.
Model pembelajaran
inquiry training memberi kesempatan siswa untuk meningkatkan keaktifan
dan prestasi belajar di dalam kelas. Keaktifan tersebut meliputi
keaktifan dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan, melakukan
eksperimen, dan diskusi kelompok. Proses pelaksanaan pembelajaran dengan
model inquiry training diawali dengan tahapan konfrontasi dengan
masalah, pengumpulan dan verifikasi data, pengumpulan
data-eksperimentasi, mengorganisasi dan merumuskan penjelasan, serta
menganalisis proses inquiry.
Model inquiry membantu perkembangan antara lain
scientific literacy dan pemahaman proses-proses ilmiah, pengetahuan
vocabulary dan pemahaman konsep, berpikir kritis, dan bersikap positif.
Dapat disebutkan bahwa model inquiry tidak saja meningkatkan pemahaman
siswa terhadap konsep-konsep dalam Sains saja, melainkan juga membentuk
sikap keilmiahan dalam diri siswa.
Adapun peranan guru dalam pembelajaran dengan model
inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah
memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan.
Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh
siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi
siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru
masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam
pemecahan masalah harus dikurangi.
Walaupun dalam praktiknya aplikasi pembelajaran model
inquiry sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah,
namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan model inquiry memiliki 5
(lima) komponen yang umum yaitu Question, Student Engangement,
Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of
Resources (Garton, 2005).
Question. Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah
pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau
kekaguman siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan
dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti
atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab
pertanyaan ini – sesuai dengan Taxonomy Bloom – siswa dituntut untuk
melakukan beberapa langkah seperti evaluasi, sintesis, dan analisis.
Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat ditemukan misalnya di dalam
buku teks, melainkan harus dibuat atau dikonstruksi.
Student Engagement, keterlibatan
aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah
sebagai fasilitator. Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban
pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab
sebuah buku, melainkan dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk
yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau
dalam melakukan sebuah investigasi.
Cooperative Interaction. Siswa
diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok,
dan mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa bukan sedang
berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang diajukan guru dapat muncul
dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua jawaban benar.
Performance Evaluation. Dalam menjawab permasalahan,
biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat
menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang
dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik,
poster, karangan, dan lain-lain. Melalui produk-produk ini guru
melakukan evaluasi.
Variety of Resources. Siswa dapat
menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website,
televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya.
Secara umum Joyce dan Weill (1986) mengidentifikasi
empat model pembelajaran yakni (a) model proses informasi, (b) model
personal, (c) model interaksi sosial, dan (d) model behavior. Model
inquiry training masuk dalam kategori “model proses informasi”. Masih
menurut Joice dan Weill (1987), model pembelajaran inquiry training
terdiri atas lima fase yaitu : 1. Menghadapkan masalah, 2. Mencari dan
mengkaji data, 3. Mengkaji data dan eksperimentasi, 4.
Mengorganisasikan, merumuskan, dan menjelaskan hasil, 5. Menganalisis
dan mengorganisasikan hasil penelitian.
Daftar Pustaka
- Iklima, Maulidiyatul. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Training. SKRIPSI. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.
- Kusuma, Arief Ertha. 2010. Pembelajaran Fisika Menggunakan Inquiry Training dan Inquiry Social Ditinjau dari Kreativitas dan Sikap Ilmiah Siswa. TESIS. Program Studi Pendidikan Sains Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
- Sutrisno, Joko. Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dalam Belajar Sains terhadap Motivasi Belajar Siswa
- http://www.thirteen.org/ edonline/concept2class/ inquiry/
- http://en.wikipedia.org/wiki/ Inquiry-based_learning
0 komentar :
Posting Komentar