728x90 AdSpace

  • Berita terbaru

    Senin, 14 Desember 2015

    Model Pembelajaran Inquiry Training

    Sebuah peribahasa berbahasa Inggris : “Tell me and I forget, show me and I remember, involve me and I understand.” Hal yang disebutkan pada kalimat terakhir, “involve me and I understand” adalah salah satu dasar pemikiran dalam model inquiry training. Keterlibatan siswa dalam porsi yang cukup besar amat menentukan kepahaman siswa dalam materi pembelajaran tersebut.
    Model inquiry merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar.

    Alasan rasional penggunaan model inquiry adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai Sains dan akan lebih tertarik terhadap Sains jika mereka dilibatkan secara aktif dalam “melakukan” Sains. Perlu diketahui bahwa investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung inquiry. Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep Sains dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berfikir ilmiah tersebut.
     
    Model pembelajaran inquiry training memberi kesempatan siswa untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar di dalam kelas. Keaktifan tersebut meliputi keaktifan dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan, melakukan eksperimen, dan diskusi kelompok. Proses pelaksanaan pembelajaran dengan model inquiry training diawali dengan tahapan konfrontasi dengan masalah, pengumpulan dan verifikasi data, pengumpulan data-eksperimentasi, mengorganisasi dan merumuskan penjelasan, serta menganalisis proses inquiry.

    Model inquiry membantu perkembangan antara lain scientific literacy dan pemahaman proses-proses ilmiah, pengetahuan vocabulary dan pemahaman konsep, berpikir kritis, dan bersikap positif. Dapat disebutkan bahwa model inquiry tidak saja meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam Sains saja, melainkan juga membentuk sikap keilmiahan dalam diri siswa.

    Adapun peranan guru dalam pembelajaran dengan model inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi.

    Walaupun dalam praktiknya aplikasi pembelajaran model inquiry sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan model inquiry memiliki 5 (lima) komponen yang umum yaitu Question, Student Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of Resources (Garton, 2005).

    Question. Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini – sesuai dengan Taxonomy Bloom – siswa dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi, sintesis, dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat ditemukan misalnya di dalam buku teks, melainkan harus dibuat atau dikonstruksi.

    Student Engagement, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi.

    Cooperative Interaction. Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua jawaban benar.

    Performance Evaluation. Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.

    Variety of Resources. Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya.
    Secara umum Joyce dan Weill (1986) mengidentifikasi empat model pembelajaran yakni (a) model proses informasi, (b) model personal, (c) model interaksi sosial, dan (d) model behavior. Model inquiry training masuk dalam kategori “model proses informasi”. Masih menurut Joice dan Weill (1987), model pembelajaran inquiry training terdiri atas lima fase yaitu : 1. Menghadapkan masalah, 2. Mencari dan mengkaji data, 3. Mengkaji data dan eksperimentasi, 4. Mengorganisasikan, merumuskan, dan menjelaskan hasil, 5. Menganalisis dan mengorganisasikan hasil penelitian.

    Daftar Pustaka
    1. Iklima, Maulidiyatul. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Training. SKRIPSI. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.
    2. Kusuma, Arief Ertha. 2010. Pembelajaran Fisika Menggunakan Inquiry Training dan Inquiry Social Ditinjau dari Kreativitas dan Sikap Ilmiah Siswa. TESIS. Program Studi Pendidikan Sains Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
    3. Sutrisno, Joko. Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dalam Belajar Sains terhadap Motivasi Belajar Siswa
    4. http://www.thirteen.org/ edonline/concept2class/ inquiry/
    5. http://en.wikipedia.org/wiki/ Inquiry-based_learning
    • Komentar Blogger
    • Komentar Facebook

    0 komentar :

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Model Pembelajaran Inquiry Training Rating: 5 Reviewed By: affan salaffudin
    Scroll to Top